Cohta Asano, Arsitek asal Jepang saat 2011 silam, tak patah semangat rumahnya hancur akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang.
Sebaliknya, ia menjadikan musibah itu sebagai kesempatan untuk merancang hunian yang unik.
Rumah tersebut dibuat dari sembilan kubus yang saling tumpang tindih, dengan ukuran dan proporsi yang berbeda.
Asano mengaku desain ini merupakan respons atas serangkaian kemalangan yang dialami. Penurunan drastis perekonomian dan menghantam mentalnya.
“Setelah gempa saya mengalami penurunan dalam hidup saya,” kata Asano seperti dikutip dari Okezone.
“Kerusakan akibat gempa di Fukushima dan polusi nuklir yang diakibatkannya sangat memprihatinkan. Selain itu, kematian nenek saya mempengaruhi kehidupan pribadi saya. Di tengah situasi itu, saya membayangkan sebuah arsitektur yang lebih terbuka,” ia menambahkan.
Rumah itu bertingkat tiga, tapi tidak memiliki depan atau belakang yang jelas. Sebagai gantinya, ia terdiri dari sekelompok blok bujursangkar.
Sebagian kubus memenuhi tanah dan yang lainnya yang terangkat ke udara. Begitu kotak bentuknya, namun indah terlihat dimalam hari.
Pintu dibuka ke celah antara blok, dan pembagi ruangan tercipta pada titik di mana blok tumpang tindih.
Di dalamnya, arsitekturnya memperlihatkan tata letak yang sangat tidak biasa, dengan tingkat perpecahan, tingkat dua dan tingkat tiga.
Secara total, rumah itu memiliki luas bangunan 70 meter persegi. Walau kamu bayangkan kecil, akan tetapi bila kamu masuk ke dalamnya, terlihat luas.
Asano percaya arsitektur ini akan mudah beradaptasi dan dapat dikembangkan seriring pertumbuhan keluarga dan perubahan keadaan.
Dia menggambarkannya rumah itu sebagai memiliki “ruang dan suasana tempat tinggal rakyat”.
Bangunan itu memiliki struktur kayu yang benar-benar terbuka di dalamnya, menciptakan grid tiga dimensi yang bisa berfungsi sebagai rak.
Papan kayu melapisi eksterior bangunan, dan juga meluas ke beberapa ruang di dalam rumah.
Tujuan Asano adalah untuk memenuhi peraturan keselamatan kebakaran dan tidak lebih. Rincian lainnya mengikuti pendekatan minimal, mulai dari alat kelengkapan lampu dasar hingga tangga berbingkai baja dan lantai yang belum selesai
Arsitek ini saat ini tinggal di rumah bersama ibunya, yang juga menggunakan bangunan tersebut untuk kelas musik.
Mengetahui bahwa anak-anak sering keluar masuk rumah, Asano merubah posisi kamar mandi di dekat salah satu pintu masuk.
Ruang ini dilapisi seluruhnya dengan ubin mosaik putih kecil, yang menawarkan kontras dengan bagian interior lainnya.
“Keinginan saya adalah bahwa rumah tersebut menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan. Saya harap pandangan anak-anak menjadi bagian dari rumah. Kemudian, saya bisa menunjukkan lingkungan terbuka ke lingkungan sekitar.”
Cohta Asano merupakan salah satu dari dua pendiri BHIS Architects, bersama rekannya Kazuhito Sato.
Proyek lain oleh arsitek termasuk salon rambut yang dibingkai oleh partisi berbentuk berlian, terletak di dekat Iwaki.
Belum ada tanggapan untuk "Rumah Kubus Di Jepang Simbol Semangat Warga Korban Tsunami"
Posting Komentar